Sabtu, 16 April 2011
Sisi Baik dan Buruk Kafein Pada Kopi
Seperti manusia, kafein pada kopi juga memiliki sisi baik dan juga sisi buruk apabila dikonsumsi, sebagian dari kita mungkin belum terlalu mengenal tentang apa itu kafein, dan bagaimana ia bekerja dalam tubuh. Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar.
Biji kopi adalah sumber utama kafein, sehingga masyarakat lebih dapat merasakan dampaknya dari kopi dibandingkan dengan sumber kafein yang lain. Kandungan kafeina pada kopi bervariasi, tergantung pada jenis biji kopi dan metode pembuatan yang digunakan. Secara umum, satu sajian kopi mengandung sekitar 40 mg kafeina, sampai dengan 100 mg kafeina untuk satu cangkir (120 mL) kopi.
Kafein yang terkandung didalam kopi adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Kafein dapat membuat badan tidak cepat lelah, bisa melakukan aktifitas fisik lebih lama. Selain itu kafein dapat meningkatkan rasa riang, membuat kita merasa lebih segar dan energik. Namun banyak sekali yang justru mengonsumsinya sebagai minuman sehari-hari disebabkan karena aktivitas pengonsumsi kafein terlalu padat. Sehingga timbul banyak dampak negatif terhadap tubuh pengonsumsi.
Jika dikaji lebih lanjut, dampak positif kafein pada kopi lebih banyak daripada dampak negatif terhadap tubuh jika dikonsumsi sesuai takaran, tidak secara berlebihan. Nah pengen tahu kan, apa aja kira-kira kelebihan dan kekurangan dari kafein? Cekidot deh, Berikut penjelasannya:
Kafeina, atau lebih populernya kafein, ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafeina juga disebut guaranina ketika ditemukan pada guarana, mateina ketika ditemukan pada mate, dan teina ketika ditemukan pada teh. Semua istilah tersebut sama-sama merujuk pada senyawa kimia yang sama. Secara alamiah, kafein terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar.
Tabel 1. Kandungan kafein dalam beberapa produk
Produk Kandungan kafein
Secangkir Kopi 85 mg
Secangkir The 35 mg
Sebotol Coco cola 35 mg
Dari data di atas, dapat dinyatakan bahwa kopi adalah sumber utama kafein. Untuk bermacam-macam kopi kadar kafeinnya berbeda-beda.
Tabel 2. Komponen kandungan kafein pada kopi
Komponen Kadar Kafein (%)
Leberia 1.4–1.6
Arabika green 0.9-1.2
Arabika roasted 1.0
Robusta green 1.6-2.4
Robusta roasted 2.0
Bubuk kopi instan 4.5-5.1
Mukka 1.4–1.6
Kopi varietas arabica umumnya mengandung kadar kafeina yang lebih sedikit daripada kopi varietas robusta. Kopi dark-roast memiliki kadar kafeina yang lebih rendah karena proses pemanggangan akan mengurangi kandungan kafeina pada biji tersebut.
Cara Kerja Kafein dalam Tubuh
Kafein bekerja dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosina dalam sel syaraf yang akan memacu produksi hormon adrenalin. Adenosina ialah nukleotida yang mengurangi aktivitas sel saraf saat tertambat pada sel tersebut.
Seperti adenosina, molekul kafeina juga tertambat pada reseptor yang sama, tetapi akibatnya berbeda. Kafeina tidak akan memperlambat aktivitas sel saraf/otak, sebaliknya menghalangi adenosina untuk berfungsi.
Dampaknya, aktivitas otak meningkat dan mengakibatkan hormon epinefrin terlepas. Epinefrin (atau disebut juga adrenal) adalah hormon dan neurotransmitter (senyawa kimia yang mengirim sinyal dari neuron menuju sel melewati sinapsis).
Hormon tersebut akan menaikkan detak jantung, meninggikan tekanan darah, menambah penyaluran darah ke otot-otot, mengurangi penyaluran darah ke kulit dan organ dalam, dan mengeluarkan glukosa dari hati. Lebih jauh, kafeina juga menaikkan permukaan neurotransmiter dopamin di otak.
Kafeina dapat dikeluarkan dari otak dengan cepat, tidak seperti alkohol atau perangsang sistem saraf pusat yang lain sehingga tidak mengganggu fungsi mental tinggi dan tumpuan otak. Konsumsi kafeina secara berkelanjutan akan menyebabkan tubuh menjadi toleran terhadap kehadiran kafeina. Oleh sebab itu, jika produksi internal kafeina diberhentikan (dinamakan “pelepasan ketergantungan”;), tubuh menjadi terlalu sensitif terhadap adenosina dan menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak yang seterusnya mengakibatkan sakit kepala dan gejala-gejala lainnya.
Dampak Positif Kafein Kopi terhadap Kesehatan
Dengan cara kerja kafein tersebut, kafein memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan, antara lain :
1. Obat sakit kepala: Kafein dapat menghilangkan sakit kepala dengan cara melebarkan pembuluh darah otak yang menyempit.
2. Melegakan asma: Kafein dapat melegakan napas penderita asma dengan cara melebarkan saluran bronkial yang menghubungkan kerongkongan dengan paru-paru.
3. Membantu konsentrasi: Kafein dapat membantu meningkatkan konsentrasi dengan cara merangsang otak, bahkan diperkirakan mampu meningkatkan daya ingat jangka panjang.
4. Meningkatkan daya tahan tubuh: Kafein dapat membuat badan tidak cepat lelah, di perkirakan karena kafein membuat “bahan bakar” yang dipakai otot lebih lama.
5. Merasa gembira: Kafein dapat meningkatkan rasa riang, membuat pengonsumsi merasa lebih segar dan energik.
6. Mengurangi resiko penyakit alzheimer: Alzheimer ditandai dengan penurunan asetilkolin. Kafein dapat menghambat aktivitas enzim acetylcholinesterase (AChE), yang memecah bahan kimia atau neurotransmiter dan asetilkolin. Selain itu kopi, kafein juga menghambat aktivitas enzim butyrylcholinesterase (BuChE), yang ditemukan dalam deposit protein pada otak penderita Alzheimer.
7. Mengurangi resiko penyakit parkinson: Kafein dapat memperlambat dan melawan kepikunan.
8. Mencegah gigi berlubang: Kafein yang terdapat dalam minuman ternyata sangat tangguh memberantas bakteri penyebab gigi berlubang.
Dampak Negatif Kafein Kopi terhadap Kesehatan
Di samping manfaat-manfaat diatas, banyak orang yang masih khawatir terhadap efek samping kafein. Sebab beberapa laporan penelitian para ahli menyebutkan beberapa efek buruk kafein terhadap tubuh.
1. Penyakit Jantung: Sebelum diminum, kopi disaring terlebih dahulu. Penyaringan bisa menghilangkan zat-zat yang bisa menghilangkan kadar LDL (low-density lipoprotein) jenis kolesterol jahat.
2. Hipertensi dan Gangguan Pembuluh Darah: Kafein berfungsi sebagai stimulan (perangsang). Jadi pada orang-orang yang peka, kafein bisa menyebabkan palpitasi jantung (gangguan irama jantung) atau peningkatan tekanan darah, meskipun hanya sedikit dan bersifat sementara. Penderita tekanan darah tinggi dan gangguan jantung lainnya, sebaiknya konsultasi dengan dokter bila ingin minum kopi. Kafein yang di maksud bukan hanya yang di minuman kopi, melainkan juga kola, maupun obat flu yang mengandung kafein.
3. Kehamilan: Kafein dapat meningkatkan detak jantung dan metabolisme pada tubuh ibu, yang akibatnya dapat terjadi stres yang mengganggu perkembangan janin. Kafein berdampak pada janin karena kafein dapat menyeberang plasenta dan dapat masuk ke dalam sirkulasi janin. Dampaknya yaitu keguguran. Sebuah penelitian menemukan bahwa sedikitnya dua cangkir setiap hari dapat berisiko keguguran dua kali lipat. Sebuah studi oleh McGill Universitas Montreal menunjukkan hubungan antara konsumsi kafein dan keguguran.
4. Peracunan kafein: Terlalu banyak kafeina dapat menyebabkan peracunan (intoksikasi) kafeina (yaitu mabuk akibat kafeina). Gejala penyakit ini diantaranya ialah keresahan, kerisauan, insomnia, keriangan, muka merah, kerap kencing (diuresis), dan masalah gastrointestial.
Gejala lainnya adalah kejang otot (muscle twitching), kekusutan pikiran dan perkataan, aritmia kardium (gangguan pada denyutan jantung) dan gejolak psikomotor (psychomotor agitation) bisa terjadi. Intoksikasi kafeina juga bisa mengakibatkan kepanikan dan penyakit kerisauan.
Gangguan lain: Kafein menyebabkan susah tidur dan meningkatkan kecemasan, memperburuk kondisi serangan panik pada penderita panik. Kafein juga meningkatkan produksi asam lambung sehingga memperparah sakit maag dan nyeri lambung.
Jika menghentikan konsumsi kafein secara tiba-tiba selama sehari atau lebih, khususnya jika terbiasa mengonsumsi 2 cangkir kopi atau lebih per hari dapat menyebabkan gejala-gejala :
1. sakit kepala
2. kelelahan
3. kecemasan
4. mudah marah
5. gangguan mood
6. sulit konsentrasi
Proses Dekafeinasi
Agar dampak negatif dalam mengonsumsi kafein dalam kopi tidak memengaruhi kesehatan yang signifikan, terdapat beberapa alternatif yaitu membatasi frekuensi konsumsi kafein dan mengurangi dosis kafein dalam kopi itu sendiri (dekafeinasi).
Dekafeinasi adalah pengurangan kadar kafein tetapi tidak memengaruhi rasa kopi. Proses ini dilakukan untuk mengurangi dampak negatif kafein agar para penikmat kopi tidak khawatir meminum kopi meskipun dalam kadar yang tinggi.
Pada prinsipnya pembuatan kopi dengan cara dekafeinasi adalah melarutkan kafein dengan suatu pelarut tertentu, kemudian kopi yang telah dilarutkan kafeinnya dikeringkan dan digiling. Pada suhu 25oC kafein larut dalam campuran 45.6 bagian air, yang kelarutannya meningkat dengan makin tingginya suhu air.
Pelarut yang dapat digunakan untuk membuat kopi dekafein ialah trikloroetil, dikloroetil atau diklorometan. Ketiga pelarut tersebut dapat mengekstrak kafein dengan baik, tidak meninggalkan residu (karena menguap pada waktu dikeringkan), dapat di daur ulang dan tidak mempengaruhi flavor kopi.
Salah satu metode sederhana dalam pembuatan kopi rendah kafein ialah sebagai berikut: kopi yang digunakan adalah kopi beras dengan kadar air 10 sampai 15 persen. Mula-mula kopi dihancurkan dengan “Hammer Mill” atau alat penggilingan lain, sehingga dapat lolos ayakan 40 mesh. Grip kopi tersebut kemudian dinaikkan kadar airnya menjadi 40 – 50 persen dengan menggunakan uap panas basah pada suhu sekitar 100oC selanjutnya dilakukan ekstrasi (dengan cara pengocokkan atau pengadukan) dengan menggunakan pelarut sebanyak 5 kali berat biji kopi. Ekstrasi dilakukan selama 15 jam, pada suhu 32oC, sedangkan pelarut yang dapat digunakan ialah trikloroetil, dikloroetil atau diklorometan. Kopi yang telah diekstrak kafeinnya kemudian diangkat dan sisa pelarut dihilangkan dengan pengeringan pada suhu 105oC. Kopi kemudian dikeringkan sampai kadar air 10 persen, disangrai dan digiling halus.
Dengan proses di atas, kadar kafein dalam kopi yang awalnya sekitar 1% dapat dikurangi menjadi sekitar 0.19 – 0. 31%. Kadar kafein tersebut dapat terus diperkecil dengan memperlama waktu ekstraksi. Diantara ketiga jenis pelarut tersebut di atas, diklorometan merupakan pelarut yang paling besar kemapuannya untuk mengekstraksi kafein, sedangkan kedua pelarut yang lain mempunyai kemampuan mengekstrak kafein yang hampir sama.
1. Kafein adalah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan.
2. Dampak positif kafein pada kopi terhadap kesehatan adalah
1. Mengurangi resiko penyakit parkinson
2. Mengurangi resiko penyakit alzheimer
3. Merasa gembira
4. Meningkatkan daya tahan tubuh
5. Membantu konsentrasi
6. Melegakan asma
7. Obat sakit kepala
8. Mencegah gigi berlubang
9. Dampak negatif kafein pada kopi terhadap kesehatan adalah
1. Peracunan kafein
2. Kehamilan
3. Hipertensi dan Gangguan Pembuluh Darah
4. Penyakit Jantung
Saran
Agar dampak negatif dalam mengonsumsi kafein dalam kopi tidak memengaruhi kesehatan yang signifikan, terdapat beberapa alternatif yaitu membatasi frekuensi konsumsi kafein dan mengurangi dosis kafein dalam kopi itu sendiri (dekafeinasi).
Dosis 100-150 mg kafein merupakan batas aman konsumsi manusia.
Sumber :
http://airlanggastudyclub.com/sisi-baik-dan-buruk-kafein-pada-kopi/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar